“Kalau ini dibiarkan, maka cepat atau lambat kita akan menyaksikan punahnya masyarakat adat di Intan Jaya. Negara jangan pura-pura tidak tahu,”
NABIRE | medianusantara.net — Ketua Umum Lembaga Masyarakat Adat Suku Moni Papua (LEMAADSUMOPA), Thomas Sondegau, mengecam operasi militer yang berlangsung di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, pada Rabu dini hari, 18 Juni 2025, yang menyebabkan tiga warga sipil tewas dan dua lainnya mengalami luka tembak.
Dalam keterangan pers di Nabire, Kamis (19/6), Thomas menyebut bahwa tindakan brutal aparat negara tidak hanya mencederai hak asasi manusia, tetapi juga telah merenggut nyawa warga adat yang sama sekali tidak terlibat dalam konflik bersenjata.
“Ini bukan pertama kali masyarakat adat menjadi korban dalam konflik bersenjata. Dibunuh di tanah sendiri oleh negara yang seharusnya melindungi. Ini tindakan tidak manusiawi,” tegas Thomas.
Ia menyampaikan, sejak Provinsi Papua Tengah dimekarkan, kondisi keamanan di Intan Jaya justru makin tidak terkendali. Konflik antara aparat dan kelompok bersenjata berulang kali terjadi, namun yang selalu menjadi korban adalah rakyat sipil tak berdosa.
Thomas, yang turut didampingi tokoh adat Intan Jaya, Tobias Songgonau dan Linus Tabuni, menuntut agar pasukan non-organik segera ditarik dari Intan Jaya, dan pemerintah pusat serta daerah melakukan evaluasi total atas pendekatan militeristik yang selama ini diterapkan.
“Kalau ini dibiarkan, maka cepat atau lambat kita akan menyaksikan punahnya masyarakat adat di Intan Jaya. Negara jangan pura-pura tidak tahu,” lanjut Thomas.
Masyarakat adat merupakan identitas Bangsa yang harus di lindungi bukan dibunuh dengan pelur tajam oleh aparatnya sendiri, jika masih terus terjadi maka kemana lagi masyarakat harus mendapat perlindungan dan keamanan, tutup Thomas.
Kronologi Kejadian
- Pukul 02.30 WIT, aparat TNI non-organik masuk ke Kampung Gamagae dan Yoparu melalui jalur Waeabu, Mimiabu, dan Bulabu.
- Pukul 04.15–07.30 WIT, terjadi rentetan tembakan dari arah Bulapa. Suara tembakan memicu kepanikan; warga mengungsi ke Gereja Katolik Galunggama dan sebagian lainnya melarikan diri ke hutan.
- Tiga warga sipil tewas akibat tembakan:
• Isak Kobogau (43), warga Kampung Mimitapa
• Alphon Kobogau (20), warga Kampung Bulapa
• Yohanes Tipagau (40), warga Kampung Mimitapa - Dua warga lainnya, Ones Kobogau dan Aner Kobogau, mengalami luka tembak dan kini dirawat.
(Rudi/Redaksi)